Kerja Keras VS Kerja Cerdas, Mana yang Lebih Baik?


Anda pastinya pernah mendengar istilah kerja keras bahkan kerja cerdas bukan?

Ya, kedua istilah ini sering ditemukan apabila kita membahas seputar dunia kerja, terutama di kalangan fresh graduated bahkan seorang professional sekali pun.

Lalu, mana yang lebih baik Anda lakukan saat bekerja?....

Kerja keras kah?....

Atau kerja cerdas kah?... mari kita bahas lebih dalam.

Tapi tunggu dulu! Buat apa kita harus memahami kedua istilah ini.

Pastinya Anda pernah merasa bahwa telah melakukan sebuah usaha secara maksimal namun hasil yang di dapat NOL Besar.

Nah, mungkin saja Anda bekerja pada area salah satu istilah di atas, sehingga hasil yang di dapatkan sangat kecil bahkan nihil.

Dari pada Anda membuang-buang waktu untuk bekerja namun hasil yang di dapat zero alias nol. Lebih baik Anda pahami dulu inti masalah yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

Oke tanpa berlama-lama silahkan dibaca sampai akhir kalimat pada postingan ini. Goooo

Tapi sebelum itu mari kita berteman via instagram dan twitter agar setiap kali saya posting artikel Anda bisa langsung mengetahuinya :).

Saya akan sedikit bercerita, dimana cerita ini bisa menggambarkan pentingnya kerja keras atau kerja cerdas. Anda bisa memilih, mana system yang selama ini anda lakukan.

Ada dua orang sahabat yang tinggal di desa kecil di sebuah Negara. Sebut saja nama mereka adalah Ahmad dan Kristino. Mereka memiliki impian yang sangat besar yaitu menjadi orang terkaya di desanya.

Mereka juga orang yang sangat ambisius dalam bekerja, tidak peduli seberapa besar rintangan yang akan dihadapi jika itu tidak melanggar hukum maka akan terus maju.

Hingga pada suatu hari sebuah kesempatan emas datang kepada mereka berdua. Kepala desa membuat proyek penampungan air dipusat desa dan melakukan sayembara untuk mengisi bak penampungan dengan air dari sungai di tengah hutan.

Bagi yang bisa mengisi bak penampungan dengan air setiap hari, maka akan mendapatkan sebagian keuntungan penjualan air. Mendengar hal tersebut Ahmad dan Kristino begitu semangat dan antusias untuk mengikuti sayembara tersebut.

Sudah terbayang dibenak mereka berdua pundi-pundi uang yang akan mereka dapatkan setiap hari. Keesokan harinya Ahmad mengajak Kristino berdiskusi mengenai cara memindahkan air dari sungai di tengah hutan ke bak penampungan air tersebut.

Kristino memberikan ide bagaimana jika mengangkut air dengan menggunakan ember. Karena hari telah mendekati sore akhirnya mereka berdua sepakat menggunakan cara tersebut.

Singkat cerita setiap hari Ahmad dan Kristino mengangkut air dari sungai di tengah hutan ke tempat penampungan air dengan menggunakan dua ember yang mereka pikul. Hari berganti hari hingga akhirnya berjalan selama dua bulan, Ahmad merasakan tangan dan pundaknya begitu sakit serta banyak lecet dibeberapa bagian tubuh.

Ketika libur Ahmad berdiskusi kembali dengan Kristino dan mengatakan kalau pekerjaan dengan cara ini akan berakibat buruk bagi tubuh. Sehingga Ahmad mencetuskan ide bagaimana jika membuat pipa saluran air yang bisa mengalirkan air dari sungai ditengah hutan menuju bak penampungan air.

Mendengar ide tersebut kristino tertawa terbahak-bahak dan berkata “Kamu bercanda? Kita sudah bisa menghasilkan uang yang cukup banyak dengan cara ini, mengapa harus repot-repot membangun pipa saluran air yang memakan waktu lama dan modal yang besar. Saya tidak mau, silahkan saja jika kamu mau melakukannya” ucap Kristino.

Keesokan harinya Ahmad dan Kristino bekerja seperti biasa mengangkut air dengan ember namun yang membedakan adalah Ahmad hanya bekerja selama setengah hari sedangkan setengah hari sisanya ia gunakan untuk membangun pipa saluran air seperti yang pernah ia katakan ke Kristino.

Karena Ahmad bekerja dengan waktu setengah hari, maka penghasilan yang ia dapatkan juga lebih kecil dari pada sebelumnya. Penghasilan yang ia dapatkan sebagian ia belikan pipa dan sebagian lainya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Di bulan pertama sejak Ahmad memulai membangun saluran pipa miliknya ia belum mendapatkan apa-apa kecuali lelah dan ejekan dari sahabatnya Kristino. “Ahmad-ahmad, sampai kapan kamu mau melakukan hal ini? Uang yang kamu hasilkan sedikit, belum lagi kebutuhan hidup kamu ikut terpangkas” ucap Kristino ketika melihat Ahmad sedang menggali tanah untuk pipa saluran airnya.

Menangapi hal tersebut Ahmad hanya tersenyum dan mengatakan pada diri sendiri “tetap fokus pada hasil akhir bukan prosesnya”, karena proses harus dinikmati bukan diratapi. Ahmad terus bekerja membangun pipa saluran air miliknya walaupun itu hari minggu sekalipun, sedangkan waktu libur yang dimiliki oleh  Kristino di habiskan untuk bersenang-senang di bar.

Setiap malam hari tubuh Ahmad terasa lelah karena bekerja untuk dua pekerjaan dalam satu hari, sedangkan dari bilik yang tidak jauh dari kediaman Ahmad terdengar decak tawa orang-orang yang sedang berpesta di bar termasuk suara Kristino. Suara-suara tersebut lah yang setiap malam hari menemani istirahat Ahmad.

Tidak terasa telah sembilan bulan sejak Ahmad pertama kali membangun saluran air miliknya dimana ia membangun inci demi inci dan sekarang telah hampir rampung. Dari kejauhan terlihat Kristino sedang memanggul ember yang berisi air yang ia bawa dari sungai di tengah hutan. Namun terlihat perbedaan pada tubuh Kristino. Ia sekarang terlihat bungkuk dan jalannya tidak secepat dulu. Inilah dampak dari kerja keras yang terus Kristino lakukan.

Akhirnya masa kebahagiaan Ahmad pun datang. Pipa saluran air miliknya telah selesai di bangun dan berhasil mengalirkan air dari sungai di tengah hutan ke bak penampungan air di tengah desa. Ketika air mengalir semua warga desa berkumpul dan kepala desa sangat bangga dengan pekerjaan yang di lakukan oleh Ahmad.

Ahmad berhak mendapat separuh keuntungan penjualan air setiap hari tanpa perlu repot-repot memikul air dengan ember yang melelahkan tersebut. Dari penghasilan yang Ahmad dapatkan pun ia sumbangkan separuhnya untuk kegiatan social yang bermanfaat.

Walaupun Ahmad tidur, liburan, berolahraga, bahkan pergi keluar desa pun uang akan terus ia dapatkan karena air selalu mengalir. Sedangkan ketika Kristino berhenti bekerja satu hari saja karena sakit misalnya, maka penghasilan ia pun akan berhenti juga karena ia tidak mengangkut air. Tidak mengangkut air sama dengan tidak ada air, anda bisa menjawab sendiri berapa rupiah yang di hasilkan Kristino. Ya, nol Rupiah.

Apa Pelajaran yang Bisa Kita Ambil Dari Cerita Ini?

Anda tidak bisa sukses jika hanya bekerja keras saja. Anda perlu mengkombinasikan keduanya jika ingin peluang sukses Anda lebih besar dibandingkan orang lain. Coba kita analogikan lagi:

Anda tidak akan bisa memindahkan batu sebesar rumah jika hanya bermodalkan kerja keras yaitu dengan cara mendorongnya. Sampai lebaran kadal pun tidak akan mungkin. Namun berbeda jika anda mengkombinasikan kerja cerdas dan kerja keras.

Pertanyaan penting yang harus Anda renungkan juga adalah “Siapakah Anda?”

Seorang pembawa ember atau seorang pembuat saluran pipa?

Apakah Anda akan mendapatkan uang jika hanya datang ke tempat kerja seperti Kristino

atau bisa mendapatkan uang walaupun anda tidak datang ke tempat kerja seperti Ahmad.

Silahkan renungkan dengan baik. Kunci dari perbedaan hasil kedua tokoh dalam cerita adalah.

Kesimpulannya adalah kerja keras itu perlu namun akan lebih baik jika dikombinasikan dengan kerja cerdas seperti yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita diatas yaitu ahmad. Akhir kata saya serahkan kepada Anda, mau jadi Kristino atau Ahmad kah Anda?

Keyword: Kerja cerdas, kerja keras, kerja yang cerdas, pengertian kerja cerdas, bagaimana cara bekerja yang cerdas. Sumber gambar: pelwisnet

Related Posts :